Sukarno semasa Operasi Dwikora
Waktu itu, Indonesia menentang dibentuknya negara federasi Malaysia yang
merupakan gabungam Malaya dan Singapura di bagian barat, serta Sabah,
Serawak dan Brunei di Kalimantan Utara. Negara federasi bentukan Inggris
ini oleh Presiden pertama RI Soekarno, di beri nama 'Negara Boneka"
Malaysia. Melalui negara federasi Malaysia itulah Inggris masih akan
berpengaruh, sementara Indonesia melihatnya sebagai bentuk kolonialisme
baru dan merupakan ancaman bagi kedaulatan RI.
Penentangan Indonesia ini direalisasikan dalam bentuk Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang dicanangkan Bung Karno. Intinya menggagalkan 'Negara Boneka' Malaysia dan untuk itu rakyat di minta bersedia menjadi sukarelawan. Tercatat, sekitar 21 Juta rakyat Indonesia mendaftar sebagai sukarelawan untuk di kirim ke Kalimantan Utara.
Penentangan Indonesia ini direalisasikan dalam bentuk Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang dicanangkan Bung Karno. Intinya menggagalkan 'Negara Boneka' Malaysia dan untuk itu rakyat di minta bersedia menjadi sukarelawan. Tercatat, sekitar 21 Juta rakyat Indonesia mendaftar sebagai sukarelawan untuk di kirim ke Kalimantan Utara.
"Suasana sidang Komando Operasi Tertinggi (KOTI) di Istana
Merdeka pada tanggal 28 April 1964 beberapa hari sebelum Dwikora
dikomandokan. KOTI dibentuk pada tanggal 19 Juli 1963 dengan tugas pokok
"Operasi pengamanan terhadap pelaksanaan program Pemerintah pada
umumnya, khususnya dibidang knofrontasi terhadap unsur-unsur
kolonialisme-imperialisme dalam segala manifestasinya serta pengamanan
terhadap ..."
"International Youth Solidarity Meeting for National Independence of
North Kalimantan and Against the Neo-colonialist Project - Malaysia."
"Untuk Perdamaian Sedjati Kegugusan ..."
"Malaysia : No For National Independence."
Gambar atas : " Guna pengerahan / penggunaan sukarelawan / sukarelawati untuk tugas-tugas dibidang militer dibentuk
Brigade Sukarelawan Bantuan Tempur Dwikora dibawah pimpinan Kolonel Sabirin Mochtar. Sasaran gerakan sukarelawan ini adalah sepanjang garis ..."
Sumber :
http://sustainablelivinginstitute.blogspot.com/2011/11/ganyang-malaysia.html
Bila anda melewati kompleks Dwikora perumahan dinas TNI AU di Lanud
Halim Perdankusuma, Jakarta, anda akan menemukan nama-nama asing seperti
Kolatu, Kolada, Stradaga, Straudga dan lainnya. Ternyata nama-nama itu
mengartikan nama operasi militer yang disingkat semasa Dwikora tahun
1962-1964. Kolatu adalah singtan dari Komando Mandala Satu, Kolada
adalah Komando Mandala Dua, Stradaga adalah Strategi Darat Siaga,
Straudga adalah Strategi Udara Siaga, dan Stralaga adalah Strategi Laut
Siaga. Semua itu merupakan bagian operasi Dwikora ( Dwi Komando Rakyat )
ketika Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia.
( Kedigdayaan Pesawat Pembom Republik Indonesia tahun`60
dan Angkatan Perang TKrkuat Ke-4 Se _ Asia )
Terbesar di Asia Tenggara
dan Angkatan Perang TKrkuat Ke-4 Se _ Asia )
Terbesar di Asia Tenggara
Kekuatan udara merupakan sarana
penentu dalam suatu operasi militer dan menjadi andalan utama dalam
Operasi Dwikora guna melawan kekuatan udara gabungan Inggris, Australia,
Selandia Baru, Malaysia dan Singapura. Kala itu Kekuatan udara TNI AU
masih menjadi kekuatan yang terbesar di Asia Tenggara setelah
pengembangan kekuatan saat membebaskan Irian Barat untuk kembali ke
dalam wilayah RI tahun 1962.
Pesawat pengebom intai jarak jauh dan tercanggih saat itu, TU-16KS, B-25
Mitchell, B-26 Invader, pesawat tempur pemburu P-51 Mustang, MiG 17,
MiG 19 dan MiG 21, pesawat angkut C-130 Hercules, C-47 Dakota,
Helikopter Mi-4 dan Mi-6, dikerahkan dan diarahkan ke Utara, Malaysia.
sementara itu kekuatan personil selain 21 juta sukarelawan, pasukan TNI
yang dilibatkan adalah Pasukan Gerak Tjepat (PGT), Resimen Para Komando
Angkatan Darat (RPKAD), Marinir / Korps Komando (KKO) dan Brimob Pelopor
Polri.
( Saat Operasi Trikora dan Dwikora ; Buatan Soviet dan Pernah Ditakuti Belanda )
Berbagai Nama Operasi Militer
Selama lebih dua tahun konfrontasi, 1962-1964, operasi Dwikora telah
melaksanakan berbagai operasi seperti :
Operasi Terang Bulan, penerbangan
pesawat TU-16KS dan pesawat angkut C-130 Hercules di wilayah udara
Singapura, Malaysia dan Kalimantan Utara untuk show of force.
Operasi
Kelelawar, operasi untuk pengintaian dan pemotretan udara untuk memantau
bila ada pergerakan kekuatan militer di wilayah Kepulauan Cocos dan
Pulau Christmas, Australia di Samudera Indonesia.
Berbagai nama sandi operasi militer disesuaikan misi tugas seperti
Operasi Rembes, untuk penyebaran pamflet, Operasi Nantung, untuk menguji
kesiapan sendiri dan siaga atas kesiapan lawan. Operasi Tanggul Baja,
operasi dengan menempatkan pesawat-pesawat tempur di daerah yang lebih
dekat dengan mandala operasi. Untuk operasi penerjunan pasukan linud,
diberi nama operasi sandi Antasari. Operasi Antasari I berhasil
menerjunkan satu batalyon pasukan tempur ke Kalimantan Utara dengan
menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules AURI. Operasi linud Antasari
telah dilakukan sampai yang ke empat menggunakan pesawat C-130 Hercules
dan pesawat C-47 Dakota
Kisah Tragis Hercule T-1307
Pada saat melaksanakan operasi Antasari tanggal 2 September 1964, tiga
pesawat angkut C-130 Hercules membawa satu kompi pasukan PGT yang
dipimpin oleh Kapten Udara Suroso. Dalam pesawat Hercules dengan nomor
ekor T-1307 yang diterbangkan Pilot Mayor Pnb Djalaluddin Tantu, ikut
serta seorang perwira menengah pimpinan PGT Letkol Udara Sugiri Sukani,
yang ikut sekalian untuk memberi semangat kepada pasukannya.
Hercules Tipe B tersebut diterbangkan oleh Mayor Pnb Djalaluddin Tantui
berserta ko-pilot Kapten Pnb Alboin Hutabarat membawa delapan awak
pesawat dan 47 personil PGT yang dipimpin Kapten Udara Suroso, untuk
diterjunkan di daerah operasi Kalimantan Utara. Namun dari tiga pesawat
Hercules, hanya dua pesawat yang kembali ke Halim Perdanakusuma. Satu
akhirnya dinyatakan hilang bersama 55 orang yang ada didalamnya, yaitu
T-1307 C-130B Hercules. Selama operasi Dwikora, pasukan PGT merupakan
pasukan payung yang telah di terjunkan ke wilayah konfrontasi dengan
kehilangan 83 orang anggotanya. Nama Sugiri Sukani akhirnya dinyatakan
hilang dalam tugas dan di abadikan sebagai nama Pangkalan Udara di
Jatiwangi, Cirebon dan Suroso menjadi nama lapangan bola di kompleks
Dwikora, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
( Pesawat terbaik yg pernah dimiliki AURI thn`60 )
ANGKATAN DARAT REPUBLIK INDONESIA
ANGKATAN LAUT REPUBLIK INDONESIA
KKO - AL
BTR 50 |
Spesifikasi
Nama
di Korps Komando Angkatan Laut
Panser
Amphibi ( Pansam )
Tahun
Produksi :
1955
Negeri
Asal :
Rusia
Mesin
V6
Rusia
Dimensi :
Panjang
7,07 meter,
Lebar
3,14 meter,
Tinggi 2,15meter,
Bobot/Berat kosong 14,5 ton
Bobot/Berat kosong 14,5 ton
Berat
siap tempur: 16,5 ton
Dayaangkut: 2,5ton
Kemampuan lintas alam :
Kemiringan
maks tanjakan 38 derajat,
Rintangan
tegak: Setinggi 1,1 m
Parit;
selebar 2,8m
Kecepatan
Medan
Jalan raya 44 Km per Jam
Medan
Off Road 25 Km per Jam
Medan
Air
(
Renang Maju ) 10,2 Km per Jam
( Renang Mundur ) 5 Km per Jam
( Renang Mundur ) 5 Km per Jam
Terjangan
Ombak 1,5 Meter
(
Full Tank ) 260 liter
Jarak
Jelajah 260 Km
1
: 1 dengan kecepatan 44 Km per Jam
Kru
3 Orang
Komandan
Pengemudi
Penembak
ANGKATAN KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
GERILYAWAN
Menemui Angkatan Tentera di Tebedu, Juni 1964
Sumber :
https://ahmadgroupislamic.wordpress.com/2011/03/16/sejarah-dwikora-sebagai-bukti-bangsa-indonesia-yang-kuat/
http://archive.kaskus.co.id/thread/5268158/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar